Karya Ilmiah PERAN BAHASA INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

PERAN BAHASA INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing: Shinta Rosiana, M. Pd.


Description: D:\LOGOS\logo SMK NEGERI MANONJAYA.bmp



Disusun oleh
1.             Ruri Ratureka                  173403121
2.             Irna Arianti                      173403130
3.             M Zulfikar Ramadhan     173403131
4.             Diky Teguh Pangestu      173403133
5.             Salma Sania Arfani         173403151










PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas mata kuliah bahasa Indonesia pada semester pertama.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW. yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keIslaman, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Bagi penulis, penyusunan karya ilmiah yang berjudul “Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan karya ilmiah ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini. Untuk itu penulis sampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Tasikmalaya,  4 November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i   
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I  PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori....................................................................................... 1
1. Pengertian Bahasa............................................................................... 4
2. Pengertian Bahasa Indonesia.............................................................. 4
3. Sejarah Munculnya MEA.................................................................... 5
B. Pembahasan Masalah.............................................................................. 6
1. Kedudukan Bahasa Indonesia pada MEA......................................... 6
2. Peran Bahasa Indonesia di MEA........................................................ 10
3. Faktor Faktor yang mempengaruhi bahasa Indonesia dapat dijadikan
    sebagai bahasa pengantar dalam MEA............................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan................................................................................................. 13
B. Kritik dan Saran...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


 BAB I
PENDAHULUAN
                                
A.      Latar Belakang
Kegiatan ekonomi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu sesuai dengan kebutuhannya yang berupa sandang, pangan dan papannya. kegiatan ekonomi ini dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis kegiatan yaitu kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi.
Pemerintah merupakan pihak yang memiliki peranan penting dalam perekonomian yang bertugas untuk mengatur dan mengendalikan perekonomian negara agar masyarakat mencapai kemakmuran. Pemerintah ikut ambil bagian sebagai pelaku ekonomi terutama pada bidang-bidang yang memiliki hajat hidup orang banyak, seperti air, listrik, pertambangan dan telekomunikasi.
Salah satu upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya dengan kerjasama ekonomi antar negara, contohnya ekspor dan impor. Tujuannya untuk memperluas permasaran produk lokal, mencukupi permintaan dalam negeri, meningkatkan devisa negara, dan mengurangi keterbelakangan ekonomi dalam negeri. Selain itu merupakan usaha pemerintah untuk mempererat hubungan antar negara.
Kerja sama ekonomi antar negara diwujudkan oleh pemerintah dengan melakukan perjanjian dalam membentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang bertujuan menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang makmur dengan pembangunan serta pengembangan ekonomi yang merata di tiap-tiap negara yang menjadi anggotanya. Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas di akhir 2015.
Selain terhadap perekonomian, budaya merupakan salah satu hal yang dapat terpengaruh karena adanya MEA contohnya bahasa nasional.  Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa Indonesia merupakan salah satu peluang Negara Indonesia untuk meningkatkan eksistensinya dalam tingat ASEAN. Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2011 merupakan momentum awal bagi pewacaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ASEAN. Forum "Roundtable Conference Indonesia-Malaysia" merekomendasikan penggunaan Bahasa Indonesia-Malaysia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN). Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.KEP-20/MEN/II/2004 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RIPermen-12 Tahun 2013tentang tata cara memperoleh ijin memperkerjakan TKA. Pada keputusan menteri ini, di jelaskan tentang persyarakat yang harus dipenuhi salah satunya adalah dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Hal ini tentu dapat dimaksimalkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendorong  para TKA agar wajib berbahasa Indonesia sehingga secara tidak langsung dapat memberikan efek positif untuk keberlangsungan bahasa Indonesia itu sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, peran bahasa Indonesia dalam masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) berpeluang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, Makalah Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi MEA  dapat dirumuskan:
1.    Jelaskan pengertian bahasa dan Bahasa Indonesia?
2.    Bagaimana latar belakang munculnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
3.    Bagaimana kedudukan bahasa Indonesia pada  Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ?
4.    Bagaimana peran bahasa Indonesia pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)?
5.    Jelaskan  faktor  yang  mendukung bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa pengantar ASEAN ?

C.      Tujuan Karya Ilmiah
Berdasarkan rumusan masalah, Makalah Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi MEA memiliki tujuan:
1.    Untuk mengetahui apa arti bahasa dan Bahasa Indonesia.
2.    Untuk mengetahui awal mula terbentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
3.    Untuk mengetahui  peran Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
4.    Untuk mengukur seberapa besar peluang Bahasa Indonesia untuk dijadikan bahasa pengantar ASEAN.
5.    Untuk mengidentifikasi peran Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

D.      Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan, Makalah Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi MEA memiliki manfaat:
1.    Lebih mengetahui apa arti bahasa dan Bahasa Indonesia.
2.    Lebih mengetahui awal mula terbentuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
3.    Lebih mengetahui peran Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
4.    Lebih terukur seberapa besar peluang Bahasa Indonesia untuk dijadikan bahasa pengantar ASEAN.
5.    Lebih tahu peran Bahasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Landasan Teori
1.        Pengertian Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk menyatakan maksud, pesan, tujuan dari pengirim ke penerima. Sebagai alat komunikasi bahasa harus memiliki beberapa persyaratan yang salah satunya adalah terpakainya bahasa sebagai alat perhubungan baik antardaerah  maupun pada tingkat regional seperti Asean. 
2.        Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi  Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Selain sebagai bahasa resmi Negara, bahasa Indonesia merupakan identitas bangsa. Seperti yang disebutkan dalam Pasal 25 Ayat 2 UU Nomor 24 Tahun 2009, bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Dengan adanya bangsa asing yang masuk ke tanah air Indonesia ini dalam berlangsungnya MEA saat ini, identitas bangsa, bahasa Indonesia bisa saja punah dan tidak digunakan lagi jika pemerintah dan masyarakatnya tidak memeliharanya dengan baik.
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa terbesar di seluruh kawasan Asia Tenggara. Memiliki jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa, terdiri dari 1128 suku, dan memiliki sekitar 746 ragam bahasa. Bahkan kekuatan ekonominya mencapai peringkat ketiga di dunia. Namun demi mengimbangi arus Globalisasi yang terus berkembang maka di akhir tahun 2015 ini, Indonesia akan memasuki fase baru menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.  Dalam hal mempercepat pertumbuhan ekonomi ada banyak hal yang menjadi jalan keluar agar dapat memacu percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi.
3.        Sejarah Munculnya MEA
Pada tahun 1997 melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-2, para pemimpin ASEAN telah mengesahkan Visi ASEAN 2020 dengan tujuan  menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur, dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang, jasa, dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas, pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi, mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa, dan meningkatkan pergerakan tenaga kerja professional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan. Dalam perkembangannya kerjasama ekonomi ASEAN diarahkan pada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN, puncaknya setelah krisis ekonomi yang melanda negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Melalui KTT ASEAN ke-9 disepakati 3 pilar untuk mewujudkan Visi ASEAN 2020 yang salah satunya adalah  Komunitas Ekonomi ASEAN. Komunitas Ekonomi ASEAN atau lebih dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN semakin kuat dan mengalami percepatan pembentukan dari tahun 2020 menjadi tahun 2015 dalam rangka menghadapi kompetisi global seperti India dan China.
Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Maka dapat dipastikan akan terbuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi warga negara ASEAN, dapat keluar dan masuk ke negara lain untuk mencari pekerjaan dengan bebas tetapi disamping itu persaingan juga akan semakin ketat. Tenaga kerja asing yang dapat dengan bebas memasuki kawasan Indonesia akan mempengaruhi penggunaan Bahasa Indonesia.

B.       Pembahasan Masalah
1.        Kedudukan Bahasa Indonesia pada MEA
Derasnya arus globalisasi akibat adanya MEA di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Bahkan sebelum adanya MEA penggunaan Bahasa Indonesia telah memiliki banyak tantangan. Masyarakat Indonesia adalah Negara Heterogen dengan berbagai jenis suku dan bahasa sehingga penggunaan bahasa Indonesia kadang hanya sebagai bahasa penghubung antar masyarakat yang berbeda asal daerah. Bahasa pengantar di sebagian besar daerah di Indonesia menggunakan bahasa daerahnya bahkan dalam lembaga-lembaga pendidikan. “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” peribahasa ini memiliki arti haruslah mengikuti/menghormati adat istiadat di tempat tinggal kita termasuk bahasa daerahnya. Dan juga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar kadang dianggap kampungan atau kurang gaul.
Fungsi bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan antar suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan antar suku didalam bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas kepentingan daerah atau golongan.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
a.    Bahasa resmi kenegaraan
b.    Bahasa pengantar didalm dunia pendidikan
c.    Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan
d.   Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.
Selain itu, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Di samping itu, disiplin berbahasa nasional juga menunjukkan rasa cinta kepada bahasa, tanah air, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap warga negara Indonesia harus bangga mempunyai bahasa Indonesia dan  menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar. Kebanggaan terhadap bahasa persatuan akan menimbulkan rasa nasionalisme dan rasa cinta pada tanah air yang mendalam. Setiap warga negara yang baik mesti malu apabila tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sikap pemakai bahasa Indonesia demikian ini merupakan sikap yang positif, baik, dan terpuji. Sebaliknya, apabila yang muncul adalah sikap yang negatif, tidak baik, dan tidak terpuji, akan berdampak pada pemakaian bahasa Indonesia yang kurang terbina dengan baik. Mereka menggunakan bahasa Indonesia “asal orang mengerti”. Muncullah pemakaian bahasa Indonesia sejenis bahasa prokem, bahasa plesetan, dan bahasa jenis lain yang tidak mendukung perkembangan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kita sebagai generasi muda bertanggungjawab mengembalikan fungsi bahasa Indonesia yang sebenarnya. Contoh kecil yang bisa kita lakukan adalah mengurangi komunikasi menggunakan bahasa yang tidak baku, menggunakan bahasa gaul, dan kemudian membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Sehingga bahasa Indonesia tidak akan ditinggalkan karena bahasa Indonesia telah menjadi bahasa sehari-hari semua warga negara Indonesia.
Jadi untuk menuju masyarakat ekonomi asean 2015 peran bahasa indonesia itu sangat penting dalam perkembangannya, karena selalu digunakan dan dikaitkan dalam segala kegiatan apapun. Dalam era MEA ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemngkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah barang tentu, hal ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan siatuasi dan kondisi pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Maka upaya terbaik dalam menghadapi MEA adalah tidak menutup diri untuk mempelajari bahasa asing sebagai alat penting dalam berkomunikasi dan berinteraksi namun jangan sampai itu semua membuat kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia memudar, kita perlu mengimbangi keduanya dengan sama-sama menjunjung tinggi tata aturan dan kaidah yang berlaku sehingga kita mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia akan terus terjaga.
2.        Peran Bahasa Indonesia di MEA
Peraturan yang mengatur agar pekerja asing harus berbahasa indonesia saat mea sudah diberlakukan. Untuk itu setiap orang asing yang akan bekerja di Indonesia harus mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). UKBI penting dilakukan untuk pengembangan bahasa Indonesia ke depannya, apalagi guna memasuki MEA. Diadakannya UKBI juga untuk melindungi para pekerja Indonesia sendiri, dengan begitu pekerja Indonesia juga mendapat kesempatan untuk bekerja. Sama halnya dengan bahasa yang digunakan untuk iklan lowongan pekerjaan yang ada di media massa, hampir semuanya menggunakan bahasa asing. Hal ini sudah merupakan kesalahan karena tidak menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang resmi terutama di negara sendiri.
Menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar agar bahasa Indonesia menjadi tuan rumah di negera sendiri adalah tugas kita bersama. Karena setelah menjadi tuan rumah di negara sendiri, baru bahasa Indonesia dapat diperkenalkan ke negara lain, dan kemudian hadir di forum internasional. Kita hendaknya memperkenalkan bahasa Indonesia ke seluruh dunia, sebagaimana kesenian Indonesia yang sudah terlebih dahulu dikenal oleh bangsa lain. 
3.        Faktor Faktor yang mempengaruhi bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam MEA.
Tahun 2016 adalah tahun diberlakukannya Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)  yang merupakan bentuk realisasi integrasi ekonomi di kawasan Asean terutama di 7 (tujuh) negara anggota Asean yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Vietnam, Thailand dan Myanmar.  Meskipun merupakan bentuk penyatuan ekonomi di Asean, tetapi MEA akan berdampak sangat luas di berbagai dimensi kehidupan seperti sosial, politik, budaya dan bahasa.
Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang sangat luas adalah penggunaan bahasa dalam komunikasi antar negara Asean. Selama ini bahasa yang digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam semua kegiatan adalah bahasa Inggris. Hal ini dapat dimaklumi karena bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang pemakaiannya paling luas termasuk di kawasan Asean. Bahasa Inggris   telah lama digunakan sebagai alat komunikasi dalam berbagai bidang baik lisan maupun tulis. Tetapi dalam kenyataannya banyak masyarakat kita belum mampu  memahami dan menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
Menyikapi situasi yang demikian, tidak salah jika bahasa Indonesia bisa mengambil peran sebagai bahasa pengantar MEA selain bahasa Inggris.  Mengapa bahasa Indonesia? Ada beberapa alasan mengapa bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam Masyarakat Ekonomi Asean.
a.    Bangsa Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan terbanyak di Asean yang terdiri atas berbagai macam suku dan bahasa daerah. Hal ini tentu saja merupakan potensi karena jumlah penutur bahasa Indonesia juga banyak. Meskipun terdiri dari berbagai suku dan bahasa namun untuk  berkomunikasi dan berinteraksi dengan penduduk lainnya digunakan bahasa Indonesia. Selain itu sejarah membuktikan bahwa bahasa Indonesia/Melayu  menjadi bahasa lingua franca di Selat Malaka, baik dalam bidang perniagaan maupun sosial kemasyarakatan. Pada banyak komunitas-komunitas dan perguruan tinggi di luar negeri juga telah membuka jurusan atau memasukkan bahasa Indonesia sebagai  salah satu mata kuliah dalam kurikulumnya.
b.    Sistem bahasa Indonesia lebih mudah dan mapan. Hal ini dibuktikan dengan pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan baik yang terkait dengan lafal, bentuk huruf, bentuk kata dan unsur kata serapan. Lafal bahasa Indonesia sama bunyinya dengan bentuk huruf dan kata, kata serapan dari bahasa asing dan daerah disesuaikan pengucapannya. Selain itu juga sudah diterbitkan  Tata Bahasa Baku Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus istilah bidang keilmuan seperti kamus bidang teknik, ekonomi, pertanian, kedokteran, pendidikan, akuntansi dan lainnya. Dengan adanya sistem bahasa yang sudah standar, maka bahasa Indonesia bisa dipelajari dan diminati sehingga memungkinkan dijadikan bahasa pengantar MEA.
c.    Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan karena selain memiliki jumlah penduduk terbanyak,  negara Indonesia juga memiliki keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Keanekaragaman kekayaan alam dan budaya banyak yang belum digarap secara maksimal karena terbatasnya sumber daya manusia pada bidang-bidang tertentu seperti pertanian, perikanan, pariwisata, pertambangan, industri kecil dan menengah dan lainnya. Selain itu daya saing daerah dan manusianya juga masih lemah.  Hal ini tentu menarik minat investor, pelaku-pelaku bisnis dan pekerja-pekerja terampil dari negara MEA lainnya untuk memasuki lahan baru di Indonesia. Untuk bisa memasuki pasar Indonesia tentu saja pelaku bisnis, investor dan pekerja–pekerja terampil telah mempersiapkan diri mempelajari bahasa Indonesia di tempat-tempat kursus atau tempat pelatihan bahasa Indonesia di negaranya masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki potensi sebagai bahasa pengantar MEA.
d.   Faktor ekonomi dan politik berkaitan dengan daya tawar dan daya saing bangsa Indonesia di kawasan Asean. Secara geografis Indonesia terletak pada jalur perdagangan internasional yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Posisi Indonesia sangat menguntungkan karena berada di Selat Malaka dan tentu saja  memiliki daya tawar dan daya saing dalam bisnis. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya kawasan bebas perdagangan seperti Pulau Batam dan Pulau Sabang. Oleh sebab, bahasa Indonesia bisa digunakan sebagai bahasa pengantar dalam bisnis.
e.    Sikap positif bahasa Indonesia yaitu adanya kesenangan dan kebanggaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia baik di dalam atau di luar negeri seperti TKI dan para pelajar untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa Indonesia. Melalui para pelajar dan tenaga kerja Indonesia juga turut mendukung penyebaran bahasa Indonesia di luar negeri. Bila dilihat dari faktor-faktor penduklung di atas tidak salah kalau bahasa Indonesia bisa mengambil peran sebagai bahasa regional di kawasan Asean dan selanjutnya bisa menjadi bahasa internasional.
BAB III
PENUTUP
                                
A.      Simpulan
Bahasa adalah alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk menyatakan maksud, pesan, tujuan dari pengirim ke penerima. Adanya MEA dapat dijadikan peluang bagi bangsa Indonesia untuk mempertahankan eksistensi bahasa Indoensia di mata ASEAN. Peran bangsa Indonesia yang tetap menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan akan mengantarkan bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar ASEAN. Faktor-faktor yang dapat mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar ASEAN yaitu : Bangsa Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia dan terbanyak di Asean yang terdiri atas berbagai macam suku dan bahasa daerah, sistem bahasa Indonesia lebih mudah dan mapan, Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan karena selain memiliki jumlah penduduk terbanyak,  negara Indonesia juga memiliki keanekaragaman kekayaan alam dan budaya, faktor ekonomi dan politik berkaitan dengan daya tawar dan daya saing bangsa Indonesia di kawasan Asean. Hal tersebut membuktikan bahwa bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam MEA, sebagai salah satu kekuatan bangsa Indonesia dalam mengahadapi MEA.

B.       Kritik dan Saran
Sulitnya mencari materi yang relevan menjadi kendala karena minimnya website resmi yang menyajikan bahasan mengenai peran bahasa Indonesia dalam menghadapi MEA. Seharusnya para penulis website menyajikan tulisan disertai dengan fakta akurat dan data yang terpercaya.

Kami berharap dengan dijadikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar ASEAN, dapat meningkatkan daya saing dalam ruang lingkup MEA. Maka dari itu, kita sebagai warga negara Indonesia harus melestarikan bahasa kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ngelu, Maria Santisima. ”Eksistensi Bahasa Indonesia di Mata Dunia pada Era MEA”. 2015. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6356/Maria%20Santisima%20Ngelu.pdf?sequence=1

Susanto.Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean”. 11 Maret 2016. http://www.pontianakpost.co.id/peran-bahasa-indonesia-dalam-menghadapi-masyarakat-ekonomi-asean

 

“Peran Bahasa dalam menghadapi MEA”. 14 January 2016.  https://youngeast.blogspot.co.id/2016/01/peran-bahasa-dalam-menghadapi-mea.html


Naldo, Benedicta Cornelia. Peran Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN”. 02 Oktober 2014. http://benedicta-cornelia-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-112785-Bahasa%20Indonesia-PERAN%20BAHASA%20INDONESIA%20DALAM%20MENGHADAPI%20MASYARAKAT%20EKONOMI%20ASEAN.html


                                 

Komentar

Postingan Populer